Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

NA MALE ULANG BUNCUT [Kecek Lopo Dinamika Politik Cawapres]




mdaudbatubara.id - Usai sudah agenda pesta demokrasi di pedesaan di Bumi Gordang Sambilan. Secara umum dinamika politik pada proses demokrasi ini berjalan sederhana menyesuaikan dengan kapasitas budaya politik masyarakat, tapi tuntas, aman dan terkendali. 

Proses tersebut sempat menghilangkan perhatian masyarakat ditengah ramainya gonjang-ganjing proses politik setingkat regional maupun nasional, baik dalam kancah legislatif maupun presiden. Mungkin mereka sadar bahwa proses ini merupakan penentuan pemimpin yang akan langsung berhubungan dengan kebutuhan dan kepentingan mereka tiap waktu secara langsung. 

Suasana pedesaan Madina sedang dalam kondisi euforia menikmati kemenangan dengan perasaan bahagia serta mempersiapkan program ditahun-tahun ke depannya. Disisi lainnya sebahagian sedang berjuang pula menstabilkan diri dari posisi disforia karena belum beruntung perjuangan. 

Hiruk-pikuk lalulintas pembicaraanpun pada komunitas yang peduli perkembangan Madina di lopo (kedai) kopi maupun di media sosial masih berputar disekitar proses pilkades dan hasilnya. Tiba-tiba muncul fenomena dinamika loncatan politik yang mengejutkan banyak pihak pada salah satu tim calon presiden RI. 

Namanya proses politik, intinya sering disebut orang sebagai kepentingan. Jadi, apa saja bisa terjadi tanpa kenal waktu. Bahkan sering orang menyebut kalau perubahan politik itu terjadi diputaran siang bolong. Artinya terjadi perubahan pada saat panasnya situasi. Namun semoga semua ini tetap berorientasi untuk kemakmuran bangsa dan negara. 

Loncatan berlangsung begitu cepat, mirip seperti gerak refleks fisik manusia yang seakan tanpa pikir panjang dan bersifat perlindungan diri. Tapi diyakini bahwa pergerakan ini pasti dengan banyak alasan dan kajian yang serius dari pihak-pihak berkepentingan. Hanya saja, ini dianggap sebagai gerak refleks karena belum melihat kajian di belakangnya. Dan ini akan segera terpublikasi dengan tujuan utama membela diri pada kondisi pertikaian masing-masing pihak. 

Isu utama sepertinya mengedepankan kata “penghianatan”, yang jauh lebih buruk dan kejam dari kata “perselingkuhan”. Meskipun menurut pandangan saya pengembangan kata “penghianatan”, hanya awal dan bagian sisi luar dari kondisi sesungguhnya. Pemunculan kata tersebut sama halnya dengan gerak refleks loncatan dinamika politik yang terjadi. Lebih dari itu, justru penting melihat dampak gerakan di tim tetangga. 

Lebih lanjut kemungkinan penting pula jadi perhatain kajian keutuhan dari skenario yang telah terbangun dan kemungkinan juga bentukan baru partai yang bergabung dalam satu tim. Bahkan kemungkinan munculnya calon pasangan baru baik dari kubu yang searah, juga tidak tertutup dari gabungan partai berseberangan yang kurang masuk akal tapi tetap masih terbuka skenarionya. Artinya, buka tutup dan keluar masuk pintu rumah, bahkan membangun rumah baru atau robohnya rumah dari satu tim masih pula bisa terjadi. 

Kajian ini telah diramaikan para pakar dan pengamat yang akan memberi pendapat dan komentar dalam narasi dari persfektifnya sendiri. Mereka berargumen dan mengedepankan fakta sebagai sumber kajiannya. Hal seperti ini juga berkembang di lopo kopi Mandailing dalam persfektif kearifan lokal. 

Apakah ada di pedesaan di nusantara kajian-kajian politik lopo seperti di Mandailing yang layaknya para pakar dan pengamat nasional, yang pasti inilah khasanah yang sejak dulu telah ada di Mandailing. Berikut beberapa deskripsi pandangan pakar lopo yang cukup menarik untuk disimak dalam mencermati kajian dinamika politik cawapres. 

Namale ulang buncut (yang lapar jangan merajuk) artinya pada banyak kondisi jangan sampai  disaat kondisi sedang lapar, kita merajuk dalam satu tugas bersama. Sering orang menganggap tanpa dirinya satu pekerjaan tidak akan sukses sampai ke tujuan. Sehingga dia buncut (merajuk), karena merasa bahwa dirinya bagian penting yang menentukan jalan atau tidaknya proses parhelatan, hingga dia tidak makan padahal senyatanya dia sedang lapar.  Akhirnya merasakan betapa lapar sangat menyiksa perut, tapi orang lainpun tak pula lagi ada yang ngajak, dan ternyata parhelatan tetap berlangsung dengan baik tanpa dirinya.  Jadilah menyesal sendiri. 

Ada pula yang menggunakan istilah ma sala tinjal (sudah salah loncat). Entah siapa yang salah loncat tidak bisa dikonkritkan. Artinya sangat perlu ekstra hati-hati dalam mengambil keputusan. Loncatan yang salah dapat menyebabkan patah tulang atau cedera sendiri. Entah apa maksud pembicaraan ini, tapi terdengar berhubungan dengan adanya loncatan tak terduga salah seorang pimpinan partai bergabung dengan tim yang dianggap berseberangan selama ini. Apakah ini jebakan atau keberuntungan masih menunggu sesi dinamika politik lebih lanjut. 

Iba do na ompong batu disalaon (kita yang tersungkur batu disalahkan), merupakan sebuah kalimat yang mengarah pada dugaan rasa takut akan terjadinya kejatuhan sesorang yang karena ambisi mengabaikan kartu As yang dikantongi orang lain. Dan bila tersandung akan menyalahkan orang lain, dan dapat menggagalkan pencapaian tujuan. 

Ulang gag-gak songon onggang (jangan busung dada seperti burung enggan) dengan badannya yang cukup besar dan suara kuat tapi tidak diburu orang, meskipun berjarak sudah cukup dekat dengan manusia tidak digubris karena tidak memiliki nilai. Besar badannya gagak, hingga busung dada sendiri, belum tentu menarik nilai bagi manusia karena tidak dapat dikonsumsi secara halal. 

Nabisuk les na tarida (orang bijak tetap terlihat), merupakan bagian penutup dari pembicaraan di lopo. Ini dipahamkan bahwa orang-orang yang bisuk (teladan dan bijaksana) meski sembunyi bahkan sengaja disembunyikanpun pada saatnya akan terlihat karena dicari untuk kebutuhan kenyaman banyak orang. 

Entah didasarkan pada apa mereka menarasikan keyakinan sampai dengan istilah-istilahnya. Data apa yang mereka peroleh hingga bisa membuat istilah daerah muncul, tidaklah terpastikan. Tapi itulah kecek lopo dinamika politik cawapres di Mandailing. 

Sambil beranjak dari tempat duduknya hendak pulang, sempat pula ada yang berkelakar, tapi cukup menarik bila ditelaah. Dia menyebut bahwa Surya Paloh sebaiknya sudah harus mengganti lagu dangdutnya yang sempat viral berjudul ‘Bekas Pacar’ menjadi ‘Titip Cintaku’ Setelah disimak, ternyata ada benarnya pendekatan makna lagu tersebut bila dihubung-hubungjan secara acak saja dengan kondisi perguliran dinamika cawapres saat ini. Berikut kedua lirik lagu tersebut yang bisa digunakan untuk memaknainya. 

Kondisi sebelumnya digambarkan dalam lirik lagu dangdut BEKAS PACAR; Aku juga masih punya perasaan sama seperti dirimu, Ingin cinta ingin kasih ingin sayang, Sama juga seperti dirimu. Tapi mengapa dirimu selalu, Memandangku sebagai musuh, Seakan kau tak pernah mengenal diriku, Aku juga masih punya perasaan sama seperti dirimu, Ingin cinta ingin kasih ingin sayang, Sama juga seperti dirimu, Kalau sudah tak cinta, Kalau sudah tak sayang, Janganlah kau katakan pada semua orang, Tidak kah kau sadari biar jelek begini, Tetapi aku masih bekas pacarmu juga, Yang pernah kau cintai, Yang pernah kau sayangi, Biar sudah benci cukup di dalam hati. 

Sedangkan gambaran saat ini agak mirip kondisinya dengan lirik lagu TITIP CINTAKU: Kutitipkan kepadamu, Dia yang paling kusayang, Engkau tau di dalam hatiku, Masih menyayangi selalu, Aku rela melepaskan dia, Walau harus menderita, Karna cinta tidak selamanya, Indah dan berakhir bahagia, Seujung rambut, seujung kuku, Jangan pernah kau sakiti dirinya, Cintai dia, sayangi dia, Janganlah kau sia-siakan dirinya, Biarlah derita kusimpan dalam jiwa, Asalkan bahagia s'lalu bersamanya. 

Semoga saja apa yang digambarkan di lopo tentang dinamika politik cawapres benar terjadi, hingga narasi orang dalam kecek lopo dapat menunjukkan bahwa orang Mandailing bukan hanya dinilai sebagai parburas (tukang cerita) seperti selama ini, tapi memang benar dapat dikategorikan sebagai pengamat politik lopo, meskipun mereka hanya berdasarkan kebiasaan mengamati dengan tidak memahami metodologi. 

(Dr. M. Daud Batubara, MSi, Staf Ahli Bupati Madina Bid. Pemerintahan & Hukum)


Telah dimuat di Mohganews.com





Posting Komentar untuk "NA MALE ULANG BUNCUT [Kecek Lopo Dinamika Politik Cawapres]"