Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TREND PENDIDIKAN E-LEARNING


mdaudbatubara.id, Pengalaman selama sekitar tiga tahun masa Pandemi Covid 19, telah memaksa pembelajaran tatap muka di belahan bumi berubah menjadi Pembelajaran Dalam Jaringan (daring). Semua lini melihat kondisi ini dengan dilematis, antara prioritas kesehatan demi menghindari life-loss ataupun health-loss, dengan sisi lainnya adalah  kekhawatiran terjadinya learning-loss bagi peserta didik sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa. 

Hal ini juga memberi gambaran nyata bahwa banyak negara yang belum menyiapkan dengan baik berbagai metode pembelajaran dengan matang dalam semua kondisi. Hampir semua negara kesiapan proses pendidikannya dalam kondisi normal saja. Sedang masa-masa darurat hampir tidak ada persiapan negara untuk tekhnik pengananannya, seperti pada kondisi darurat yang telah terjadi selama pandemi covid 19 tersebut. Penerapan pembelajaran dari rumah untuk peserta didik dan work from house (WFH) untuk pendidik dengan sistem daring merupakan babak baru yang sangat mengejutkan bagi dunia pendidikan. Baik pendidik, peserta didik maupun orangtua, dikejutkan dengan pembelajaran yang tidak pernah diduga, termasuk di dalamnya birokrasi pendidikan. 

Mau tidak mau, suka tidak suka, bisa tidak bisa, ternyata pendidik, peserta didik  dan orang tua dihadapkan pada cara pendidikan baru. Semua lini dihadapkan pada alat dan teknolgi pendidikan baru secara eloktronik. Kondisi ini mengejutkan bagi tiap pihak yang berhubungan dengan pendidikan. Ini bukti nyata bahwa kesiapan pendidikan dalam masa darurat tertentu belum ada dipersiapkan sesuai dengan kondisi zaman. Walaupun demikian, suasana pandemi dapat terlewati dengan berbagai tantangan pendidikan yang menggunakan pembelajaran daring. Penggunaan teknologi untuk pendidikan jarak jauh ternyata dapat dilakukan meskipun dengan keterbatasan. Ini juga menyiratkan bahwa perubahan proses pembelajaran yang sedemikian ekstrim, ternyata dapat terlaksana. 

Penggunaan teknologi yang begitu mendadak dalam proses pembelajaran dapat dilakukan pihak sekolah bekerjasama dengan orang tua. Terlihat pula pada kondisi tersebut bahwa kepedulian dan kebersamaan untuk pendidikan oleh semua lini masih sangat kuatnya. Ini boleh pula dipahami, bahwa satuan pendidikan masih dapat berubah sesuai kebutuhan kondisi pendidikan. Artinya pendidikan bisa dipacu lebih cepat menuju kualitas yang lebih baik, bila birokrasi pendidikan melakukannya dengan cara yang sistematis dan bertahap. Karena masih banyak harap rakyat terhadap negara ini, untuk dapat dibanggakan kualitasnya dibanding dengan negara lain di belahan bumi ini. Masa yang akan datang teknologi pendidikan daring ini akan menjadi trend. 

Digitalisasi proses pembelajaran akan terjadi di waktu dekat bahkan sudah banyak perguran tinggi yang melakukannya. Dosen juga dengan otonominya, telah menjadikannya sebagai trend karena memang lebih efisien dan bermanfaat. Maka perencanaan pendidikan harus pula segera mengarah pada penggunaan tekhnologi pendidikan yang berbasis kuat terhadap teknologi digital. Terutama pendidik, yang secara umum saat ini kemelekan terhadap digital masih belum seimbang dan masih jauh di bawah kemelakan para peserta didik. Sisi lainnya pendidik masih selalu senang di zona nyaman, sehingga menghadapi kesukaran dalam menggunakan e-leaning.  

Mindset pendidik terutama yang usia lebih tua terhadap digitalisasi menjadi masalah dan tantangan tersendiri pula bagi pendidik yang harus mendapat perhatian untuk penanganan lebih lanjut. Kondisi digitalisasi proses pembelajaran hampir dapat dipastikan semakin cepat hadir ke depan pendidik, dia semakin cepat ketika secara tidak sengaja percepatannya di undang oleh Pandemic Covid 19. Maka kemunculannya telah diawali dengan berbagai penelitian dan penyempurnaan selama tiga tahun lebih masa pandemi. Dengan demikian sudah hampir dapat dipastikan banyak hal yang unggul dalam proses pembelajaran e-learning, bila semua proses telah dibenahai dengan sistematis. 

Pembelajaran dengan e-learning, hal yang tidak dapat dielakkan lagi dan sudah berada di depan mata. E-learning akan memunculkan berbagai perubahan yang drastis dan efisien terutama pada sistem administrasi dan pembiayaan. Dengan pendidikan e-learning, kedepan akan mengurangi kebutuhan gedung dan lahan. Pendidik dan peserta didik tidak lagi harus hadir dan duduk bersama dalam satu gedung. Proses pembelajaran sudah berlangsung dan setiap orang yang ikut belajar sudah berada pada satu ruang digital. Ruang digital inilah yang menjadi ruang kelas pengganti gedung secara fisik. Konsekwensi dari ruang digital adalah kemelekan terhadap perangkat proses pembelajaran yang harus di kuasai oleh pendidik. Perlu dipertegas kembali bahwa kemelekan digital yang paling dikhawatirkan adalah pada guru berusia lanjut, sedang peserta didik dipersepsikan jauh lebih melek. 

Pada pendidik, mentalitas kesulitan digital telah merambahinya, karena dianggap sulit mempelajarinya, sehingga selalu berusaha menolaknya. Konsekwensi baik e-learning adalah kesempatan yang merata bagi penduduk dunia dimanapun berada untuk mengikuti pendidikan di belahan bumi dengan biaya yang lebih murah. Orang di Asia tetap berdomisili di Asia, akan tetapi dengan e-learning, akan dapat mengikuti pendidikan di Eropa atau Amerika, demikian pula sebaliknya. 

Seseorang tidak harus hadir di Kairo kalaupun kuliahnya di Universitas Al-Azhar, dia cukup menggunakan sarana digital yang digunakan perguruan tinggi tersebut untuk proses beajar, sedang dia berada dimana saja. Hal ini telah di awali di tingkat perguruan tinggi. Maka persaingan pendidikan akan semakin tinggi. Perguruan tinggi yang kurang berbenah dan tidak membuka diri tehadap dunia global dan digital akan tertinggal jauh. Pada masa pendidika e-learning, kampus tidak lagi menunjukkan pengumpulan dan penumpukan manusia. Kampus hanya menjadai server besar bagi pengelolaan sebuah pendidikan perguran tinggi. Perubahan proses pendidikan akan terus berjalan.  

E-learning merupakan keharusan yang akan terjadi dan tidak dapat ditawar-tawar sebagai konsekwensi dari tekhnolgi yang berperadaban terhadap konsep efisiensi. Tekhnologi akan menjamu orang yang ingin cepat terjadinya perubahan. Untuk itu semua lini harus sudah memikirkan implikasinya terhadap manajemen pendidikan dimasa yang akan datang. E-learning tidak akan membebani pemerintah lagi untuk pengadaan tanah yang sedemikian luas untuk lokasi satu sekolah. 

Demikian pula segala macam biaya yang selama ini kebutuhannya banyak. Pun kebiasaan menggunakan dana yang in-efisien tidak lagi akan terjadi karena e-learning dengan e-budgeting tidak dapat dilakukan dengan aksi tipu-tipu. Secara sistematis juga akan berubah pada sistem lainnya mulai dari perencanaan, pengorganisasian sekolah, proses belajar dan sistem pengendaliannya. 

Mari menyongsong pendidikan e-learning, jangan hanya menunggunya, semua harus keluar dari zona nyaman yang membuat stagnannya kualitas pendidikan.  

Didedikasikan bagi pemangku kepentingan pendidikan, untuk mulai berbenah dalam rasa syukur).

Posting Komentar untuk "TREND PENDIDIKAN E-LEARNING"